
Imam Bukhari dan kedudukan kitab shahihnya
Jumlah Pengunjung 1,869 Daftar Daftar Imam Bukhari dan kedudukan kitab shahihnyaA.NasabKebanyakan orang memang hanya mengenal nama Bukhari saja. Nama beliau cukup singkat; Muhammad. Mungkin seperti
Pesantren di Indonesia bukan hanya institusi pendidikan, melainkan sebuah ekosistem yang menyatu dengan budaya, tradisi, spiritualitas, dan orientasi pembentukan peradaban. Dalam salah satu artikel PPM Darul Mahfudz disebutkan bahwa “Mondok adalah perjalanan spiritual yang membawa kita menuju kedalaman ilmu dan kebijaksanaan, serta membentuk karakter yang kokoh, mandiri, dan
berakhlak mulia.” Pernyataan ini menyiratkan bahwa pesantren tidak berhenti pada transfer ilmu,
tetapi menyentuh dimensi yang jauh lebih dalam: pembentukan jiwa, adab, dan identitas diri yang
Islami.
Kata “mondok” sendiri sudah lama hidup dalam kosakata masyarakat Nusantara. Ia merujuk pada
tradisi seorang anak yang tinggal di pondok bersama para santri lainnya untuk menuntut ilmu kepada
seorang guru atau kyai. Tradisi ini terinspirasi dari pola transmisi ilmu yang berkembang sejak masa
Rasulullah ﷺ dan para ulama salaf. Hubungan guru-murid tidak sekadar formal, tetapi bercorak
spiritual, penuh keteladanan, dan didasarkan pada adab.
Dalam kitab Ta’limul Muta’allim, Syekh Az-Zarnuji menekankan bahwa adab merupakan pintu
gerbang ilmu. Beliau berkata:
“Al-adabu qabla al-‘ilmi” – adab itu lebih dahulu daripada ilmu.
Pesantren menjadikan prinsip ini sebagai fondasi. Seorang santri tidak hanya diajarkan memahami
kitab, tetapi juga dilatih menguasai adab: bagaimana menghormati guru, bagaimana menata niat,
dan bagaimana menundukkan hawa nafsu agar ilmu bermanfaat. Dengan demikian, pendidikan
pesantren menegaskan kembali ajaran klasik bahwa ilmu tanpa adab hanya akan melahirkan
kesombongan, bukan kemuliaan.
Kajian akademik menyebutkan bahwa pesantren memiliki relevansi kuat dengan tujuan pendidikan
nasional, khususnya dalam hal membentuk manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia
(media.neliti.com). Tidak sedikit penelitian menegaskan bahwa lulusan pesantren mampu berperan
aktif dalam pembangunan bangsa karena dibekali keterampilan hidup (life skills), keuletan, dan etos
kerja yang kuat.
Namun, lebih dari sekadar tujuan nasional, pesantren sejatinya berorientasi pada tujuan pendidikan
Islam sebagaimana diwariskan para ulama. Dalam kitab Akhlaq lil Banin, Syekh Umar bin Ahmad
Baradja menjelaskan bahwa seorang anak didik harus ditempa menjadi pribadi yang jujur, berani
menegakkan kebenaran, menjaga lisan, hormat kepada orang tua dan guru, serta menunaikan
kewajiban ibadah dengan penuh kesungguhan. Semua nilai ini dijadikan kurikulum hidup di
pesantren.
Contohnya, rutinitas pesantren mengajarkan shalat berjamaah lima waktu, qiyamullail, tilawah Al
Qur’an, dan dzikir. Lingkungan kolektif ini melatih santri agar terbiasa hidup disiplin dan menjadikan
ibadah sebagai fondasi hidup sehari-hari.
Salah satu kekhasan pesantren adalah sistem pembelajaran kitab kuning. Kitab-kitab klasik seperti
Ta’limul Muta’allim, Adab al-Mufrad karya Imam al-Bukhari, Ihya Ulumuddin karya Imam al-Ghazali,
hingga Akhlaq lil Banin masih menjadi bacaan pokok dalam membentuk karakter santri.
Dalam Adab al-Mufrad, Imam al-Bukhari meriwayatkan banyak hadits tentang etika sosial, seperti
kewajiban menghormati orang tua, memuliakan tamu, mengasihi anak-anak, dan berbuat baik
kepada tetangga. Semua ini bukan hanya materi bacaan, tetapi dijadikan kebiasaan hidup di pondok.
Santri tinggal dalam komunitas heterogen yang menuntut sikap saling menghargai dan tolong
menolong, sehingga adab sosial benar-benar terinternalisasi.
Sementara Ta’limul Muta’allim menekankan adab terhadap guru, kawan, serta niat belajar. Syekh Az
Zarnuji mengingatkan bahwa keberkahan ilmu sangat ditentukan oleh kebersihan hati dan
penghormatan terhadap guru. Oleh sebab itu, santri terbiasa mencium tangan kyai, duduk tawadhu
di majelis, dan tidak bersuara keras di hadapan guru. Semua ini adalah bentuk implementasi langsung
dari ajaran klasik.
Menurut riset dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, pesantren dipandang sebagai lembaga
yang melatih kemandirian anak sejak dini. Santri belajar mengatur jadwal, mencuci pakaian sendiri,
membersihkan kamar, bahkan mengatur organisasi internal pondok. Hal ini menumbuhkan rasa
tanggung jawab dan melatih jiwa kepemimpinan.
Bukan kebetulan bila banyak tokoh bangsa lahir dari pesantren. Data sejarah mencatat bahwa para
pejuang kemerdekaan seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahid Hasyim, dan KH. Ahmad Dahlan adalah figur-figur pesantren yang kemudian memimpin pergerakan nasional. Kemandirian, kesederhanaan,
serta ketangguhan mental yang mereka bawa adalah buah nyata dari sistem pendidikan pesantren.
Di tengah tantangan zaman modern—pergaulan bebas, narkoba, dekadensi moral—pesantren
menjadi benteng moral. Artikel Attawazun menegaskan bahwa pondok pesantren membantu orang
tua menjaga anak dari pergaulan negatif. Dengan jadwal padat, lingkungan religius, dan pengawasan
ketat, anak-anak tidak punya ruang untuk terjerumus dalam perilaku menyimpang.
Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah ﷺ dalam Adab al-Mufrad:
“Tidak ada pemberian seorang ayah kepada anaknya yang lebih baik daripada pendidikan akhlak
yang mulia.”
Pesantren secara kolektif menjalankan amanat ini, sehingga orang tua merasa yakin menitipkan
anaknya di pondok.
Meskipun berakar pada tradisi klasik, pesantren kini bertransformasi menjadi lembaga modern.
Banyak pesantren yang menggabungkan kurikulum nasional dengan kurikulum diniyah. SIT
Insantama, misalnya, menawarkan model pendidikan terpadu yang menggabungkan tsaqofah Islam
dengan sains modern. Program ini mencakup pembiasaan ibadah, penguasaan bahasa asing,
pembelajaran aktif (active learning), hingga pengembangan kepemimpinan.
Inovasi ini penting agar pesantren tetap relevan dengan perkembangan zaman. Santri tidak hanya
menguasai ilmu agama, tetapi juga sains dan teknologi. Dengan demikian, lulusan pesantren mampu
berkiprah di berbagai bidang tanpa kehilangan identitas keislamannya.
Berdasarkan data Kementerian Agama RI (2023), terdapat lebih dari 37 ribu pesantren dengan jumlah
santri lebih dari 5 juta jiwa tersebar di seluruh Indonesia. Angka ini menunjukkan bahwa pesantren
bukan lembaga marginal, melainkan mainstream dalam sistem pendidikan nasional. Bahkan, di
beberapa daerah, pesantren menjadi pilihan utama orang tua dibanding sekolah umum karena
dianggap lebih menjamin pembinaan akhlak dan agama.
Laporan penelitian (media.neliti.com) juga menyebutkan bahwa pesantren memiliki peran signifikan
dalam pemberdayaan masyarakat, termasuk bidang ekonomi. Banyak pesantren yang mengembangkan unit usaha mandiri, koperasi, pertanian, hingga industri kecil, sehingga mendidik
santri untuk mandiri secara ekonomi.
Dari uraian di atas, jelas bahwa pesantren adalah perpaduan unik antara tradisi klasik dan inovasi
modern. Ia bukan hanya pusat pengajaran ilmu agama, tetapi juga laboratorium pembentukan
karakter, benteng moral, serta ladang kemandirian. Pesantren mengimplementasikan nasihat ulama
klasik seperti dalam Ta’limul Muta’allim, Adab al-Mufrad, dan Akhlaq lil Banin, sekaligus merespons
kebutuhan zaman dengan mengintegrasikan sains dan teknologi.
Semua ini bermuara pada tujuan sejati pendidikan Islam: membentuk generasi yang utuh dengan tiga
aspek utama, yaitu:

Jumlah Pengunjung 1,869 Daftar Daftar Imam Bukhari dan kedudukan kitab shahihnyaA.NasabKebanyakan orang memang hanya mengenal nama Bukhari saja. Nama beliau cukup singkat; Muhammad. Mungkin seperti

Jumlah Pengunjung 888 Daftar Daftar KISAH INSPIRATIF IBUNDA IMAM SYAFI’I Ibunda imam Syafi’i ialah sosok perempuan tangguh dan cerdas, sehingga melahirkan generasi cemerlang, yakni sang

Jumlah Pengunjung 733 Daftar Daftar Kewajiban Menuntut ilmu dalam Islam Menuntut ilmu merupakan salah satu kewajiban penting dalam Islam. Hal ini tidak hanya menjadi sarana

Jumlah Pengunjung 381 Daftar Daftar Rubrik Parenting Istimewanya sebuah gelar “Orang Tua” Orang tua (ibu dan bapak) adalah orang yang menjadi sebab manusia ada di

Jumlah Pengunjung 562 Daftar Daftar Kajian tafsir surah Al-Ahzab : 1-3 Larangan mengikuti keinginan orang-orang kafir dan munafik (Kajian tafsir surah Al-Ahzab : 1-3) بِسْمِ

Jumlah Pengunjung 521 Daftar Daftar Faedah Fi’il Tsulasi Mazid – Belajar Shorof Belajar Bahasa Arab Dasar – Pembahasan A. Pengertian Fi’il Tsulatsy Mazid Fi’il Tsulatsy Mazid

Jumlah Pengunjung 674 Daftar Daftar (Tafsir Surat An-Nisa : 56) كُلَّمَا نَضِجَتۡ جُلُوۡدُهُمۡ بَدَّلۡنٰهُمۡ جُلُوۡدًا غَيۡرَهَا لِيَذُوۡقُوا الۡعَذَابَ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَزِيۡزًا حَكِيۡمًا “Sungguh,

Jumlah Pengunjung 584 Daftar Daftar Salah satu tanda perubahan besar yang akan terjadi di jazirah arab khususnya atau dunia umumnya adalah kelahiran Nabi Muhamamd SAW.
Jika kamu tertarik gabung ke Pesantren Nidaa Al-Haar, yuk klik “Daftar” di bawah ini!
Telah duduk dikelas terakhir SD/MI /
sederajat untuk program MTs ( Madrasah Tsanawiyyah )
Telah duduk dikelas terakhir SMP/MTs /sederajat untuk program MA ( Aliyyah Tarbiyyah Muallimin )
Telah duduk dikelas terakhir SD/MI /sederajat untuk program Madrasah Tsanawiyyah
Telah duduk dikelas terakhir SMP/MTs /sederajat untuk program Aliyyah Tarbiyyah Muallimin
© 2024 All Rights Reserved.
© 2025 All Rights Reserved.
satu Respon
مَا شَاءَ ٱللَّٰهُ